Home » , , , » PP LKNU Kembali intervensi Pencegahan Stunting di Brebes

PP LKNU Kembali intervensi Pencegahan Stunting di Brebes

Written By Unknown on Rabu, 29 April 2015 | 18.30

PP LKNU Cegah Stunting di Brebes
BREBES - Pengurus Pusat (PP) Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) kembali bertemu dengan berbagai kalangan di Kabupaten Brebes, dalam rangka membangun komitmen bersama dalam pencegahan stunting (tubuh pendek). Pasalnya Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun  2013 di Indonesia lebih dari sepertiga atau tepatnya 37,2% anak balita (bawah lima tahun) mengalami stunting, begitu pula hasil data di Brebes, ada 37,01% anak balita dibawah lima tahun stunting. Hadir sebanyak 50 peserta dari beberapa perwakilan yakni Fatayat, Muslimat, LDNU, Dinas Kesehatan, Bappeda, Dinsosnakerstran, alumni Pelatihan Stunting 2013, IDI, IBI, Kepala Puskesmas 5 Intervensi, Petugas Gizi dan Bidan Koordinator dan UNICEF.  

“PP LKNU kembali lagi ke Brebes untuk melanjutkan intervensinya, tahun 2013-2014 sudah pernah melakukan intervensi antara lain melatih 150 tokoh agama yang tersebar dibeberapa kecamatan di Kabupaten Brebes untuk membantu melakukan sosialisasi tentang ASI Ekskslusif, persoalan gizi bagi ibu hamil dan stunting. Tahun ini kembali dilanjutkan dengan melatih Kyai dan Bu Nyai di 5 Kecamatan Intervensi yaitu Ketanggungan, Wanasari, BUlakamba, Jatibarang, dan Tonjong. PP LKNU juga akan membuat Film Dokumenter berkenaan dengan stunting berbasis agama, " kata  Ketua Program Officer PP LKNU untuk Kabupaten Brebes Umi Wahyuni di sela pertemuan di Gedung PCNU Brebes, Jalan Yos Sudarso 36 Brebes, Rabu (29/4) kemarin.

Hal senada juga disampaikan, Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Brebes Drs KH Sodikin Rachman, amanat yang diberikan PP LKNU kepada PCNU untuk mendorong pencegahan stunting di Brebes harus kita laksanakan dengan maksimal, karena menyangkut nasib generasi di Kabupaten Brebes, lebih baik pencegahan daripada pengobatan.

“ Jika anak kita stunting itu menjadi beban negara, juga beban kita bersama, oleh karena itu pencegahan stunting menjadi persoalan bersama, bukan hanya pemerintah dan lembaga kesehatan saja,” terangya.

Selain itu, salah satu Narasumber dari Wakil Syuriah PCNU Brebes, Syekh KH. Sholeh Basalamah, dia juga mengajak organisasi yang hadir pada pertemuan, untuk aktif mengkampanyekan pencegahan stunting, siapa lagi jika bukan kita yang mencegah stunting di Brebes, ini persoalan umat, jadi lewat gerakan ulama dan organisasi basis untuk memberikan penyadaran agar masyarakat mau memberikan gizi terbaik bagi generasi di Brebes terutama bayi yang baru melahirkan sampai dengan dua tahun.

Kegiatan dibuka Asisten Bupati Bidang Kesra Brebes DR. Angkatno, M.Pd, mengapresiasi upaya PP LKNU dalam mendukung program pemerintah Brebes terutama bidang kesehatan, ini artinya keterlibatan dari lintas sektor dan organisasi basis sangat penting, dampaknya bisa menurunkan cakupan prevelensi angka stunting di Brebes ke depan, dan adanya kesadaran masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya.

Kasi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Nurul Aeny juga menjelaskan pemahaman kepada peserta tentang stunting, yaitu keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya.  Beberapa faktor yang terkait dengan kejadian stunted antara lain kekurangan energi dan protein, sering mengalami penyakit kronis, praktek pemberian makan yang tidak sesuai dan faktor kemiskinan. Prevalensi stunted meningkat dengan bertambahnya usia, peningkatan terjadi dalam dua tahun pertama kehidupan, proses pertumbuhan anak masa lalu mencerminkan standar gizi dan kesehatan. Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan mengalami stunted lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunted yang parah pada anak-anak akan terjadi deficit  jangka panjang dalam perkembangan fisik dan mental sehingga tidak   mampu untuk belajar secara optimal di sekolah, dibandingkan anak- anak dengan tinggi badan normal. Anak-anak dengan stunted cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak-anak dengan status gizi baik. Hal ini memberikan  konsekuensi terhadap kesuksesan anak dalam kehidupannya dimasa yang akan datang.

Akhir pertemuan, PP LKNU memberikan informasi rencana tindak lanjut, yaitu menyelenggarakan Training Pencegahan Stunting bagi Tokoh agama di 5 desa intervensi, strategi Penyebaran Penyampaian Pesan Kunci, dan Pertemuan Jaringan Ulama Peduli Gizi Brebes. (Bahrul Ulum)

0 komentar :

Posting Komentar