BREBES – Dewan Pendidikan Kabupaten Brebes bekerjasama dengan BEM
Universitas Muhadi Setiabudi, KPMDB dan HMI Cabang Brebes mengadakan Bedah novel Mata Penakluk Gus Dur karya Abdullah Wong. Hadir sebanyak 400
pelajar dan mahasiswa wilayah Brebes memadati gedung auditorium Universitas
Muhadi Setiabudi. Turut hadir pula dalam
bedah novel ini, Kyai Ahmad Tohari ( Penulis Ronggeng Dukuh Paruk ) dan Drs Atmo
Tansidik ( Maestro Budayawan).
Bedah Novel Abdullah Wong di UMUS |
Untuk membujuk
masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai islam akan lebih mudah dengan melakukan
pendekatan sastra, sebagaimana dalam Alqur’an disajikan dalam bentuk sastra
yang luar biasa.
“ Manusia yang menyukai sastra lebih sensitif / peka
terhadap keadaan, jadi sangat tepat jika tokoh pemerintahan bersastra sehingga
peka terhadap keadaan masyarakatnya,
’’ ujar Abdullah
Wong , Pria kelahiran 12 November 1977 di Jatirokeh Brebes pada
celotehketanggungan.com, Selasa (8/6) kemarin.
Mata Penakluk
merupakan novek kedua yang ditulis Abdullah Wong saat ini, sebelumnya putra
bungsu dari pasangan Almarhum Bachwar WS dan almarhumah Chalimah ini telah menulis
novel pertamanya berjudul MADA : Sebuah Nama yang Terbalik ( Penerbit Makkatana, 2013 ) kemudian diapresiasi dalam
sebuah pentas teater oleh teater syahid UIN Jakarta, disutradarai oleh Bambang
Prihadi di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Dalam novel ini,
para pembaca akan dimanjakan dengan puisi dan kata-kata sastra yang mudah
dicerna oleh semua kalangan, novel terbitan Expose (PT Mizan Publika) bisa
didapatkan di Gramedia atau toko-toko buku terdekat.
( Faedul Hasan editor BU )
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus