 |
| Sampah di Pasar Dermoleng Ketanggungan |
Celotehketanggungan.com, KETANGGUNGAN – Sampah bekas pedagang dan pembeli di Pasar Dermoleng di Desa Dukuh Turi, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, dikeluhkan oleh pengunjung pasar. Pasalnya, selain mengotori lingkungan pasar, bau busuk dari sampah juga mengganggu aktivitas kegiatan di dalam dan luar pasar.
Pengunjung merasa tidak nyaman dengan banyaknya sampah dan lapak lapak tidak tertata rapi, terpaksa mereka harus menutup hidung. Belum lagi bila nanti hujan turun, air sampah mengalir di parkiran hingga ke dalam lorong pasar.
“Saya tidak tau kenapa sekarang kondisi pasar-pasar di Brebes khususnya Pasar Dermoleng Ketanggungan kotor dan kumuh sekali, sampah menumpuk di mana-mana bahkan banyak yang dibuang di sungai,” kata Barok (35), warga Dukuh Turi, Kamis (05/11).
Harapan warga kebersihan pasar Dermoleng tetap terjaga. “Jangan hanya karena ada tim penilai penilik pasar saja jadi bersih. Tapi kalau nggak ada tim penilai, kotornya kembali. Untuk di pasar Dermoleng malah parah karena tidak ada tempat sampah, jadi pedagang dan pembeli membuang seenaknya ke sungai,” kata Hj. Mutiara (60), warga lainnya.
Camat Ketanggungan Redjeh Djuanda, SH. mengungkapkan untuk sampah yang berada pada jarak 200 meter dari pasar menjadi tanggungjawab pengelola pasar. “Jika di Pasar Dermoleng banyak sampah dari pembeli dan pedagang, masih berada 200 meter dari lokasi pasar, menjadi kewajiban pengelola pasar untuk membuangnya,” katanya.
Pihaknya juga segera koordinasikan dengan pihak Pasar Dermoleng untuk menangani sampah di lokasi itu. “Terutama sampah yang menumpuk di sungai,” katanya. (marzuki)
Pengunjung merasa tidak nyaman dengan banyaknya sampah dan lapak lapak tidak tertata rapi, terpaksa mereka harus menutup hidung. Belum lagi bila nanti hujan turun, air sampah mengalir di parkiran hingga ke dalam lorong pasar.
“Saya tidak tau kenapa sekarang kondisi pasar-pasar di Brebes khususnya Pasar Dermoleng Ketanggungan kotor dan kumuh sekali, sampah menumpuk di mana-mana bahkan banyak yang dibuang di sungai,” kata Barok (35), warga Dukuh Turi, Kamis (05/11).
Harapan warga kebersihan pasar Dermoleng tetap terjaga. “Jangan hanya karena ada tim penilai penilik pasar saja jadi bersih. Tapi kalau nggak ada tim penilai, kotornya kembali. Untuk di pasar Dermoleng malah parah karena tidak ada tempat sampah, jadi pedagang dan pembeli membuang seenaknya ke sungai,” kata Hj. Mutiara (60), warga lainnya.
Camat Ketanggungan Redjeh Djuanda, SH. mengungkapkan untuk sampah yang berada pada jarak 200 meter dari pasar menjadi tanggungjawab pengelola pasar. “Jika di Pasar Dermoleng banyak sampah dari pembeli dan pedagang, masih berada 200 meter dari lokasi pasar, menjadi kewajiban pengelola pasar untuk membuangnya,” katanya.
Pihaknya juga segera koordinasikan dengan pihak Pasar Dermoleng untuk menangani sampah di lokasi itu. “Terutama sampah yang menumpuk di sungai,” katanya. (marzuki)
0 komentar :
Posting Komentar